Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan signifikan hingga 500%
di Kuba. BBM reguler di negeri Amerika Latin itu akan melompat dari 25
peso (sekitar Rp 6.900) menjadi 135 peso (sekitar Rp 37.329).
Kenaikan juga berlaku ke BBM premium. Harga naik dari 30 peso (sekitar Rp
8.299) menjadi 156 peso (sekitar Rp 43.158).
Pengumuman resmi disampaikan pemerintah Senin. Secara serentak harga akan
naik mulai 1 Februari.
Menurut pemerintah, ini menjadi langkah terbaru guna mengurangi defisit
anggaran. Namun perusahaan milik negara dan operator swasta akan dapat
membeli bahan bakar "dengan harga grosir", yang akan meningkat sebesar
50%.
"Sebagian besar tarif angkutan umum akan mempertahankan harga saat ini,"
kata Menteri Transportasi Kuba Eduardo Rodriguez memperjelas kompensasi ke
warga, dikutip AFP, Rabu (10/1/2024).
"Namun kenaikan besar akan terjadi pada tiket pesawat domestik dan tarif
bus antarprovinsi," tambahnya.
Langkah ini semakin memperdalam krisis biaya hidup di negara berpenduduk
11 juta jiwa itu, yang memang tengah mengalami krisis ekonomi terburuk
sejak runtuhnya blok Uni Soviet pada tahun 1990 akibat pandemi
Covid-19. Belum lagi, dampak pengetatan sanksi yang dilakukan Amerika
Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir dan kelemahan struktural
dalam perekonomian.
Ekonomi di negara yang dulu kaya itu, menyusut dua persen pada tahun
2023, sementara inflasi mencapai 30% pada tahun 2023. Sebelumnya, Kuba
sempat menjadi salah satu negara dengan PDB per kapita tertinggi di Benua
Amerika, dengan kepemilikan mobil dan telepon tertinggi, serta ikut dalam
booming industri gula dan pariwisata.
"Negara ini tidak bisa mempertahankan harga bahan bakar yang merupakan
yang termurah di dunia," kata Menteri Perekonomian Alejandro Gil.
Sebelumnya pemerintah pada Senin juga mengkonfirmasi kenaikan harga
listrik sebesar 25% untuk konsumen perumahan utama. Ini akibat kenaikan
harga gas alam.
Harga Makanan
Kenaikan BBM otomatis membuat warga khawatir. Domingo Wong misalnya.
Untuk membeli sepuluh liter bahan bakar untuk sepeda motornya, ia
mengatakan harus membayar lebih dari setengah gaji bulanannya. Ia sendiri
diupah mendapat upah US$ 21 (sekitar Rp 327.000).
"Sepuluh liter itu yang saya gunakan dalam seminggu tanpa melakukan sesuatu
yang istimewa," katanya di laman yang sama.
"Hanya sehari-hari pergi bekerja, mengantar putri saya ke sekolah,
mengunjungi saudara perempuan saya," kata penjaga gedung berusia 57 tahun
itu.
Hal sama juga dikatakan Rafael Olivier, 21, warga Havana. Ia yakin harga
makanan akan melambung tinggi.
"Harga secara umum akan meningkat karena makanan yang kita makan bergantung
pada transportasi," katanya.
Warga lain, Javier Vega, seorang pengemudi berusia 33 tahun yang bekerja di
sebuah perusahaan ride-hailing, juga menunjukkan kekhawatirannya. Terutama
dampaknya terhadap terhadap harga perjalanan di negara di mana angkutan umum
sudah terbatas karena kekurangan bahan bakar dan suku cadang mobil itu.
Bahan Bakar Kuba Sebenarnya Murah Tapi...
Menurut ekonom Omar Everleny Perez harga bahan bakar di Kuba sebenarnya
lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Tetapi, kata
dia, jika membandingkannya dengan gaji di negara tersebut, harganya sangat
mahal.
Gaji rata-rata orang Kuba setara dengan sekitar 40 dolar per bulan. Ini
sekitar Rp 632.000.
Copas dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20240110143523-4-504468/negara-kaya-kini-bangkrut-bbm-naik-500
No comments:
Post a Comment